BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tennis elbow adalah salah satu gangguan siku yang paling
sering diderita oleh orang yang suka bermain tennis. Tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang tidak pernah bermain tenis dapat terkena cidera ini. Prevalensi
atau angka kejadian yang
ada
didunia, tennis elbow dialami 1% hingga
3% penduduk secara keseluruhan dan sebanyak 50% dari pemain tenis selama mereka berkarir, sering
diderita oleh pria dibandingkan dengan wanita. Pemain tennis yang
cedera nyeri kategori ringan yaitu nyeri otot adalah 38,6% dan yang
termasuk otot tertarik sebesar 32,3% (Hawkins et al., 2000). Pemain
mengeluhkan nyeri pada siku yang akan semakin memburuk ketika pemain beraktivitas dan
membaik setelah pemain beristirahat. Pemain juga
merasakan kondisi yang
mengganggu saat melakukan aktivitas tertentu
seperti ketika pemain melakukan pukulan backhand tenis atau menggunakan obeng secara
berlebihan (Syukri,
2013).
Tennis Elbow merupakan salah satu jenis overuse syndrome dan kondisi
ini timbul sebagai akibat dari ekstensi pergelangan tangan yang berlebihan. Hal ini sering
ditemukan pada orang-orang yang
terbiasa melakukan repetisi
supinasi dan pronasi lengan bawah ketika sendi siku sedang
dalam keadaan
ekstensi (seperti
gerakan pemain tenis yang melakukan pukulan
backhand
(Syukri, 2013).
Suatu gangguan setingkat jaringan atau keluhan yang
dirasakan penderita akibat penyakit yang di deritanya. Pada penderita
nyeri siku
dapat berupa nyeri tekan pada bagian sisi luar siku
atau, nyeri gerak pasif dan aktif
pada siku dan penurunan kekuatan
otot.
Banyak intervensi fisioterapi yang telah digunakan untuk mengobati nyeri
pada
pergelangan tangan, termasuk non
steroid obat anti-inflamasi, kortikosteroid injeksi (Assendelft, 2003), cyotheraphy dalam kondisi
akut, di ikuti
panas
dalam tahap kronis, pijat friction, akupuntur,
electrical
stimulation, laser,
kekuatan melawan bracing, gelombang
kejut fisioterapi, progesif
penguatan, dan terapi latihan
peregangan (Amro, 2010). Modalitas fisioterapi
gagal secara khusus
untuk meningkatkan kualitas kolagen
pada tendon atau membawa vaskularisasi
baru mempromosikan penyembuhan jaringan, langkah-langkah ini harus dilakukan, karena itu digunakan sebagai bagian dari rencana perawatan yang lebih besar, termasuk mulligan mobilisasi dengan
teknik gerakan (Geetu et al.,
2008).
Mulligan Mobilization with movement dan taping yang
dikembangkan oleh Mulligan untuk mengobati tennis elbow adalah bentuk terapi manipulasi yang termasuk lanjutan dari lateral glide ke
sendi siku dengan gerakan
fisiologis secara bersamaan. Mobilisasi ini sering digunakan untuk memperbaiki posisi yang
salah pada sendi siku (Miller, 2000).
Taping untuk jaringan lunak yang
terluka dan memberikan dukungan
dan
perlindungan bagi struktur,
meminimalkan nyeri dan bengkak pada
tahap akut. Taping juga memperkuat struktur
yang mendukung dalam posisi normal
dan
melindungi jaringan yang
terluka dari kerusakan. Banyak cara digunakan untuk cedera,
pencegahan,
pengobatan, rehabilitasi, dan
olahraga
(Rose,
2008).
Menurut Miller (2000),
Mulligan Mobilization
with
movement
dan taping dapat mengurangi nyeri,
meningkatkan kemampuan
menggengam dan
meningkatkan gerak fungsional siku setelah 2 minggu pengobatan
dan
1 bulan tindak lanjut menunjukkan fungsi
penuh dengan
tidak
adanya rasa sakit.
(Geetu dan Deepak,
2008) menemukan bahwa Mobilisation with
movement menyebabkan peningkatan
statistik signifikan dalam kekuatan dan fungsional. (Bisset et al, 2005) dibandingkan efek fisioterapi (Mobilisation
With Movement dan olahraga)
dengan kortikosteroid injeksi. Mereka
menemukan bahwa injeksi kortikosteroid menunjukkan efek signifikan lebih
baik pada 6 minggu, tetapi dengan tingkat kekambuhan tinggi setelahnya dan secara signifikan lebih minim hasil dalam jangka panjang bila dibandingkan
dengan fisioterapi.
Vicenzino (2003) menyimpulkan dalam
penelitiannya bahwa siku teknik taping kekuatan menggenggam meningkat secara signifikan sebesar
24% dari baseline (pZ0.028). Efek pengobatan lebih besar dari itu untuk kondisi plasebo dan kontrol. Vicenzino dan Wright (1995) diterapkan Mobilisation With
Movement dan
dikombinasikan dengan taping
menemukan perubahan signifikan bebas rasa nyeri
pada
kekuatan pegangan, dan fungsinya,
ketika
dibandingkan dengan pengobatan tradisional. Singkatnya, ada beberapa bukti
untuk mendukung penggunaan teknik Mulligan dan taping dalam
pengobatan nyeri siku, tetapi studi lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan
kemanjuran klinis.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang, rumusan
masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh Mulligan mobilization with movement dan taping
terhadap penurunan
nyeri pada tennis
elbow ?
2. Apakah ada pengaruh Mulligan mobilization with movement dan taping
terhadap
peningkatan kekuatan otot
menggenggam pada tennis
elbow ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
pengaruh Mulligan mobilization with movement dan taping
terhadap penurunan nyeri pada
tennis elbow.
2. Mengetahui
pengaruh Mulligan mobilization with movement dan taping
terhadap
peningkatan kekuatan otot
menggenggam pada
tennis elbow.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Menambah
wawasan dan pengetahuan serta pengembangan dalam bidang Fisioterapi Musculoskeletal, tentang pengaruh Mulligan Mobilization With
Movement dan
taping
terhadap penurunan nyeri dan
peningkatan kekuatan menggenggam pada tennis elbow.
2. Praktis
Dapat diaplikasikan untuk pasien nyeri
siku pada pemain tennis
kedepannya, sehingga dapat dijadikan pilihan untuk
manajemen penurunan nyeri dan peningkatan kekuatan menggenggam pada tennis elbow
serta bisa dijadikan dasar penelitian selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar