Selasa, 29 Oktober 2019

Osteomilitis


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah radang tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum (Dorland, 2002).
Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi piogenik atau non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus aureus. Infeksi dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan beberapa daerah seperti sum-sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang. Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomyelitis adalah diagnosis dini dan operasi yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit infeksi, dan ahli bedah plastik pada kasus berat dengan hilangnya jaringan lunak.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya osteomyelitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat, prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-komplikasi yang berkepanjangan.



B.       Rumusan masalah
1.      Jelaskan definisi dari Osteomielitis ?
2.      Sebut dan jelaskan klasifikasi osteomielitis ?
3.      Sebutkan etiologi dari Osteomielitis ?
4.      Sebut dan jelaskan manifestasi klinis dari Osteomielitis ?
5.      Sebutkan komplikasi dari Osteomielitis ?
6.      Jelaskan patofisiologi Osteomielitis ?
7.      Sebutkan pemeriksaan penunjang dari Osteomielitis ?
8.      Sebutkan penatalaksanaan medis Osteomielitis ?
9.      Jelaskan cara mencegah osteomielitis?
10.  Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien Osteomielitis ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi Osteomielitis.
2.      Untuk mengetahui klasifikasi Osteomielitis.
3.      Untuk mengetahui etiologi Osteomielitis.
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis Osteomielitis.
5.      Untuk mengetahui komplikasi Osteomielitis.
6.      Untuk mengetahui patofisiologi osteomielitis.
7.      Untuk mengetahui apa saja  pemeriksaan penunjang Osteomielitis.
8.      Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Osteomielitis
9.      Untuk mengetahui cara menjegah osteomielitis.
10.  Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien osteomielitis

D.     Manfaat
1.      Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan dengan Osteomielitis.
2.      Manfaat Praktis
a.       Tenaga keperawatan : 
Dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan tepat pada pasien dengan Osteomielitis.
b.      Mahasiswa :
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Osteomielitis.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001).  Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
1.      Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).
2.      Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3.      Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)
4.      Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus.

B.     Klasifikasi Osteomielitis (Henderson, 1997)
Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:
1.      Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.
2.      Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
1.      Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen).Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a.       Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.
b.          Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.
2.      Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
3.      Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.

C.     Etiologi (Henderson, 1997)
Bisa disebabkan oleh bakteri,antara lain :
1.      Staphylococcus aureus sebanyak 90%
2.       Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
3.      Streptococcus hemolitikus
4.      Pseudomonas aurenginosa
5.      Escherechia coli
6.      Clastridium perfringen
7.      Neisseria gonorhoeae
8.      Salmonella thyposa

Bagian tulang bisa mengalami infeksi melalui 3 cara,yaitu :
a.       Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahgunaaan obat suntik ilegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.
b.      Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
c.       Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.

D.     Manifestasi klinis (Henderson, 1997)
1.      Demam
2.      Nafsu makan menurun
3.      Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4.      Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, menyebabkan demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri.Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.Jika suatu infeksi tulang tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.

E.     Komplikasi (Brunner, suddarth. (2001)
Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran darah sistemik. Secara umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:
1.      Abses Tulang
2.      Bakteremia
3.      Fraktur Patologis
4.      Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5.      Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.
6.      Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.

F.      Patofisiologi (Brunner, suddarth. (2001)
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan  penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat  (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.


Staphylococcus aureus
Proteus, Pseudomonas
Escerichia Coli

Iskemia dan nefrotis tulang

menyebar

dikontrol

Terjadi pertumbuhan tulng baru(involukrum

Nyeri b/d agen injury fisik

Membentuk abses tulang

Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas ulang

Keluar spontan

Insisi dan drainase

Membentuk jaringan mati (sequestrum) yang tidak mudah mencair dan lunak mengelilingi sequestrum

Jaringan lunak

Osteomielitis kronik

Tampak seperti sembuh

Rentan mengeluarkan abses seumur hidup pasien

Infeksi stadum 1(akut) terjadi 2 minggu sejak infeksi,melalui pembuluh darah

Infeksi stadium 2 (sub akut) 1-2 bln sejak infeksi,pemicunya karena penyakit pendahulu

Infeksi stadium 2(kronik)2 bln sejak infeksi,karena fraktur

Inflamasi,peningkatan vaskularisasi,edema

Gangguan integritas kulit b/d imobilitas fisik

Ansietas b/d status kesehatan

Resiko infeksi b/d pertahan tubuh primer yang tidak adekuat









G.     Pemeriksaan penunjang (Brunner, suddarth. (2001)
1.      Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap darah
2.      Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas
3.      Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri  salmonella
4.      Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk  serangkaian tes.
5.      Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
6.      Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
            Pemeriksaan tambahan :
1.      Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2.      MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.

H.     Penatalaksanaan medis (Brunner, suddarth. (2001)
1.      Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri.  Sesuai kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2.      penicillin cair 500.000 milion unit IV  setiap 4 jam.
3.      Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4.      Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5.      Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6.      Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7.      Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
8.      Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan aliran pembuluh balik.
9.      Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a.       Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
b.      Vitamin A,B dan C  : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c.       Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam darah.

I.       Pencegahan osteomielitis (Depkes RI, 1995).
1.      Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda, yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera mungkin.
2.      Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi sehari) dan biji-bijian. Makan makanan yang sehat juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan Anda.
3.      Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur. Setelah Anda telah mencapai berat badan yang sehat akan membantu menjaga tekanan darah Anda pada tingkat normal, yang akan membantu meningkatkan sirkulasi Anda. Anda dapat menggunakan Body Mass Index (BMI) kalkulator untuk memeriksa.
4.      Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normal-kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda jika Anda menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat-obatan Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol Anda.
5.      Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung dan sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150 menit dari moderat untuk olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun, jika kesehatan Anda secara keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda untuk berolahraga menggunakan program khusus disesuaikan dengan kebutuhan Anda saat ini dan tingkat kebugaran. GP Anda akan dapat menyarankan Anda tentang tingkat yang paling cocok bagi anda berolah raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit latihan seminggu, mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai contoh, Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai kebugaran Anda mulai membaik.











BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.     Pengkajian (Nursalam, 2001)
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
1.      Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
2.      Riwayat keperawatan
a.       Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya)
d.      Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
3.      Kebiasaan sehari-hari
a.       Pola nutrisi      : anoreksia, mual, muntah.
b.      Pola eliminasi  : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang kurang aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa berakibat urine tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi.
c.       Pola aktivitas   :
No
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
1.       
Makan/minum
2.       
Mandi
3.       
Toileting
4.       
Berpakaian
5.       
Mobilitas ditempat tidur
6.       
Berpindah
7.       
ROM

4.      Pemeriksaan fisik
a.       Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
b.      Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
c.       Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.
d.      Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
e.       Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.

B.      Diagnosis (NANDA,2012-2014)
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akountabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan.Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
2.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang.
3.      Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
4.      Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
5.      Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat





C.      Perencanaan (NIC,NOC,Fifth edition)

NO
Tanggal
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.       
Nyeri akut b/d agen injuri fisik
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan,
Pain level :
a.       Pasien dapat melaporkan nyerinya.
b.      Nyeri dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien.
c.       Pasien dapat mengetahui panjangnya episode nyeri.
Pain Menegement :
a.       Observasi ketidaknyamanan yang ditunjukkan pasien melalui bahasa non verbal, khususnya untuk pasien yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
b.      Mengekplorasi perasaan pasien tentang pengetahuan dan manfaat menegemen nyeri.
c.       Mengedukasi pasien tentang prinsip menegemen nyeri.
d.      Berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat anti nyeri ( contoh : asam nefenamat ).
a.       Dengan mengobservasi ketidaknyamanan yang ditunjukkan pasien,perawat dapat mengetahui pasien dalam keadaan tidak nyaman
b.      Dengan mengexplorasi pengetahuan pasien,perawat dapat mengetahui tingkat menegemen nyeri pasien
c.       Dengan mengedukasi pasien ,perawat dapat meningkatkan managemen nyeri pasien
d.      Dengan berkolaborasi dengan dokter perawat dapat mengetahui tingkat nyeri pasien  berkurang
2.       
Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas tulang
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan,
Aktivity tolerance :
a.       Pasien dapat berjalan melangkah.
b.      Kekuatan tubuh bagian atas pasien meningkat.
c.       Kekuatan tubuh pasien bagian bawah meningkat.
Aktivity Terapi :
a.       Memonitor emotional, pesikis, sosial, dan spiritual terhadap respon aktivitas.
b.      Membantu pasien mengidentifikasi ADL nya
c.       Mengintruksikan pasien atau keluarga untuk membantu ADL pasien yang didinginkannya.
d.      Berkolaborasi terhadap occupational, pisical atau membuat rencana terapi dan memonitor program aktivitas yang dibutuhkan.
a.     Dengan memonitor emotional, pesikis, sosial, dan spiritual,perawat dapat mengetahui respon aktivitas pasien.
b.     Dengan membantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang disukainya,perawat dapat mengetahui  ADL pasien.
c.     Dengan mengintruksikan pasien atau keluarga bagaimana,perawat dapat mengetahui ADL yang diinginkan pasien .
d.     Dengan berkolaborasi terhadap occupational, pisical,perawat dapat mengetahui rencana terapi yang akan diberikan pada pasien.


3.       
Gangguan integritass kulit b/d imobilitas fisik
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan,
Tissue integrity : skin and mucuus membranes :
a.       Kerusakan integritas kulit pasien berkurang ( 5 menjadi 3 ).
b.      Tekstur kulit pasien normal ( kenyal ).
c.       Turgor kulit pasien normal  kembali dalam waktu 2 detik
Wound care:
a.       Monitor kesadaran pasien dengan lebarnya luka
b.      Lakukan debridemen pada jaringan yang sudah mati
c.       Merekomendasikan cara yang efektif untuk melindungi luka
d.      Berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan antibiotik
a.       Dengan Monitor kesadaran pasien,perawat dapat mengetahui keadaan luka pasien.
b.      Dengan melakukan debridemen, perawat dapat mengetahui nekrotik pasien berkurang.
c.       Dengan merekomendasikan cara yang efektif untuk melindungi luka,perawat dapat mengetahui luka pasien terlindungi.
d.      Dengan berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan antibiotik,perawat dapat mengetahui pasien terhindar dari infeksi.
4.       
Ansietas b/d stasus kesehatan
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan,
Anxiety level :
a.       Pasien tidak mengalami panik
b.      Pola tidur passien tidak terganggu.
c.       Ekspresi wajah tertekan passien berkurang.
Anxiety Reduxtion :
a.       Mengontrol stimulasi yang tepat dan yang dibutuhkan.
b.      Membantu pasien mengidentifikasi situasi cemas.
c.       Mengintruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi (nafas dalam,mendengarkan musik)
d.      Berkolaborasi dengan dokter untuk meberikan obat penenang.
a.       Dengan mengontrol stimulasi yang tepat,perawat dapat mengetahui stimulasi tersebut berdampak tidak pada pasien
b.      Dengan membantu pasien engidentifikasi cemas,perawat dapat mengetahui apa yang membuat pasien cemas
c.       Dengan mengintruksikan pasien menggunakanteknik relaksasi,perawat dapat mengetahui apakah teknik tersebut mengurangi kecemasan pasien
d.      Dengan berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat penenang,perawat dapat megetahui apakah cemas pasien  berkurag.
5.       
Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan,
Risk Control :
a.       Pasien mengetahui faktor resiko.
b.      Pasien mengetahui strategi faktor resiko.
Infection control :
a.       Memonitor nutrisi pasien
b.      Selalu menggunakan peralatan yang steril pada waktu melakukan tindakan kepada pasien
c.       Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang tata cara menjaga luka supaya tidak terkena infeksi
d.      Aberrkolaborasi dengan dokter untuk memberikan antibiotik pada pasien
a.       Dengan Memonitor nutrisi pasien,perawat dapat mengetahui apakah kebutuhan nutrisi pasien tercukupi.
b.      Dengan  selalu menggunakan peralatan yang steril,perawat dapat mengetahui luka pasien tetap steril.
c.       Dengan mengajarkan pada pasien dan keluarga tentang tata cara menjaga luka supaya,perawat dapat mengetahui luka pasien tidak terkena infeksi.
d.      Dengan berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan antibiotik,perawat dapat mengetahui pasien terhindar dari infeksi.











BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi yang terjadi pada tulang.Oateomielitis dapat di klasifiksikan menjadi dua,yaitu :
1.      Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.
2.      Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Osteomielitis dapat disebabkan oleh bakteri,antara lain :
1.      Staphylococcus aureus sebanyak 90%.
2.      Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
3.      Streptococcus hemolitikus.
4.      Pseudomonas aurenginosa.
5.      Escherechia coli.
6.      Clastridium perfringen.
7.      Neisseria gonorhoeae.
8.      Salmonella thyposa.
Manifestasi klinis dari Osteomielitis,antara lain :
1.      Demam
2.      Nafsu makan menurun
3.      Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4.      Gangguan sendi karena adanya pembengkakan.
Kompliasi dari osteomielitis,yaitu:
1.      Abses Tulang
2.      Bakteremia
3.      Fraktur Patologis
4.      Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5.      Sellulitis pada jaringan lunak sekitar
6.      Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.
Patofisiologi dari Osteomielitis yaitu :
Staphylococcus aureus,Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli menginfeksi tulang sehingga terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.Dapat menyebabkan Osteomielitis stadium 1,stadium2,stadium 3.Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya
Pemeriksaan penunjang dari osteomielitis,yaitu:
1.      Pemeriksaan darah
2.       Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
3.      Pemeriksaan biopsy tulang
4.      pemeriksaan feses
5.      MRI
6.      Pemeriksaan radiologis
7.      Bone scan
8.      Pemeriksaan ultra sound.
9.      Obat yang bisa diberikan pada pasien ,yaitu:
a.       penicillin cair 500.000 milion unit IV  setiap 4 jam
b.      Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam
c.       Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
d.      Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan
e.       Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah.
Cara pencegahan Osteomielitis dapat dilakukan dengan cara :
1.      Berhenti merokok
2.      Diet sehat
3.      Mengelola berat badan
4.      Menghindari alkohol
5.      Olahraga tertur
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien osteomielitis adalah
1.      Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik
2.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang
3.      Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
4.      Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
5.      Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

B.     Saran
Cukup sekian makalah dari kami,semoga memberi sumbangsih yang positif terhadap pembaca.Semoga pembaca semakin mengetahui tentang penyakit Osteomielitis dan dapat menjaga pola hidup sehingga dapat terhindar dari penyakit Osteomielitis.

DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, Wangi,(2010), Tulang dan Tubuh Kita, Getar Hati:Yogyakarta.
Brunner, Suddarth,(2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3,EGC : Jakarta.
Brunner,suddarth.2001.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Penerbit, EGC : Jakarta
Carpenito, 1990. Diagnosis Keperawatan Pada Praktek Klinik.
Depkes RI, 1995. Pusat Data Kesehatan.
Dorland, W. A. Newman, 2002. Kamus Kedokteran Dorland.Terbitan EGC : Jakarta. 
Dorland, 2002.Kamuskedokteran dorland.Terbitat EGC :Jakarta.
Henderson, 1997. Effects of Air Quality Regulation on in Polluting Industries.
KAMUS KEDOKTERAN Edisi 29. Alih bahasa : Andy Setiawan, et al. Jakarta : EGC, pp : 1565, 1.
NANDA,2012-2014. NIC fifth edition. NOC fifth edition. :Nyeri akut b/d agen injuri fisik,Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas tulang,Gangguan integritass kulit b/d imobilitas fisik,Ansietas b/d stasus kesehatan,Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
Nursalam, 2001. Konsep dan Metode Keperawatan.
PENYAKIT TULANG & PERSENDIAN. Jakarta : pustaka populer obor.
Price, Wilson, 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC, Jakarta.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar