Minggu, 07 September 2014

Tinjauan teori Kebiasaan Menahan buang air kencing dengan infeksi saluran kemih (ISK)

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

        Dalam bab ini akan dibahas landasan teori dalam penelitian yaitu meliputi  sebagai berikut:  1) Konsep Kebiasaan, 2) Konsep Buang Air Kecil, 3) Konsep Infeksi  saluran kemih.
2.1 Konsep Kebiasaan
2.1.1 Pengertian
        Definisi  kebiasaan  menurut  artikel  boediekoest ;  2008  adalah  titik  temu  dari  pengetahuan,  keterampilan,  dan  keinginan..  Sesuatu yang biasa dikerjakan, pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh individu dan yang dilakukannya secara berulang- ulang untuk hal yang sama.
       Kebiasaan adalah adat yang dilakukan sehari-hari, sesuatu yang bisa dikerjakan (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2003: 132). Dan menurut Kartono K (1996) yang dikutip oleh Sunaryo (2004: 118) kebiasaan adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan. Sedangkan menurut Charlene Pedrick dan Dr. James Caliborn, Ph.D dalam the Habit Change Workbook, How To Break Bad Habits and Form Good Ones (New Harbringer Publication, November 2001, Copyright 2001) yang dikutip dari Nur Farida (2009: 166 ) bahwa yang dimaksud dengan kebiasaan adalah aktivitas yang sering dilakukan, dilakukan secara otomatis, kadang tanpa disadari dan susah dihentikan.
       

 


2.2 Konsep Buang  Air  Kecil
2.2.1 Pengertian
        Sistem  tubuh  yang  berperan  dalam  eliminasi  urine  adalah  ginjal,  kandung  kemih  dan  uretra ( Nursalam,2008; 80).
         Definisinya  adalah  Peristiwa  pembuangan  urine,  keinginan  berkemih  disebabkan  oleh  penambahan  tekanan  dalam  kandung  kemih  dan  isi  urine  didalamnya.  Rasa  ingin  berkemih   jika   kandung  kemih  jumlah  urine  nya  170 – 230  ml ( Nursalam, 2008; 6 ).
2.2.2 Proses Berkemih
        Berkemih ( mictio, mycturition, voiding, urination )  adalah  proses  pengosongan  vesika  urinaria ( kandung  kemih).  Proses  ini  dimulai  dengan  terkumpulnya  urine  dalam  kandung  kemih  yang  merangsang  saraf – saraf  sensorik  dalam  dinding  kandung  kemih ( bagian reseptor ).  Rasa  ingin  berkemih bila  kandung  kemih  berisi  kurang  lebih  250 – 450  cc  orang  dewasa dan  200 – 250 cc pada  anak- anak.  ( alimul, 2003 )
2.2.3 Komposisi Urine
1. Air ( 96% )
2. Larutan ( 4% )
   1). Larutan organik : Urea, Ammonia, Kreatin dan Uric acid
   2). Larutan anorganik : Natrium (sodium), Klorida, Kalium (potasium), Sulfat, Magnesium dan fosfor.

2.2.4 Masalah  Kebutuhan Eliminasi Urine
1.Retensi Urine
   Merupakan  penumpukan  urine  dalam  kandung  kemih  akibat  ketidakmampuan  kandung  kemih  untuk  mengosongkan  isinya,  sehingga  menyebabkan  distensi  dari  vesika  urinaria.
   Tanda – tanda  klinis  pada  retensi:
   1) Ketidaknyamanan daerah pubis.
   2) Distensi vesika urinaria.
   3) Ketidaksanggupan  untuk berkemih.
   4) Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml).
   5) Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih.
2.Inkontinensia Urine
   Ketidakmampuan  otot  sfingter  eksternal  sementara  atau  menetap  untuk  mengontrol  ekskresi  urine.  Secara  umum,  penyebab  dari  inkonensia; proses  penuaan,  pembesaran  kelenjar  prostat,  penurunan  kesadaran  dan  penggunaan  obat  narkotik  atau  sedatif.
   Inkotinensia  Urine terdiri  atas:
   1) Inkontinensia Dorongan
       Merupakan keadaan  dimana  seseorang  mengalami  pengeluaran  urine  tanpa  sadar,  terjadi  segera  setelah  merasa  dorongan  yang  untuk  berkemih.
   2) Inkontinensia Total
       Merupakan  keadaan  dimana  seseorang  mengalami  pengeluaran  urine  yang  terus  menerus  dan  tidak  dapat  diperkirakan.

   3) Inkontinensia Stres
       Merupakan  keadaan  seseorang  yang  mengalami  kehilangan  urine  kurang  dari  50 ml,  terjadi  dengan  peningkatan  tekanan  abdomen.
    4) Inkontinensia Refleks
       Merupakan  keadaan  dimana  seseorang  mengalami  pengeluaran  urine  yang  tidak  dirasakan,  terjadi  pada  interval  yang  dapat  diperkirakan  bila  volume  kandung  kemih  mencapai  jumlah  tertentu.
3.Enuresis
Merupakan  ketidaksanggupan  menahan  kemih  ( mengompol )  yang  diakibatkan  tidak  mampu  mengontrol  sfingter  eksterna.Enuresis  biasanya  terjadi  pada  anak  atau orang  jompo,  umumnya  pada  malam  hari.
4.Uretrotomi
   Merupakan  tindakan  operasi  dengan  jalan  membuat  stoma  pada  dinding    perut  untuk  drainase  urine.  Operasi  ini  dilakukan  karena  adanya  penyakit  atau  disfungsi  pada  kandung  kemih ( vesika urinaria ).

2.3 Konsep Infeksi Saluran Kemih
2.3.1 Pengertian
        Infeksi  Saluran  Kemih  adalah  ditemukannya  pada  urine  di  kandung  kemih,   yang  umumnya  steril  ( mansjoer ,2001; 523).
        Infeksi  Saluran Kemih ( ISK ) disebabkan  oleh  adanya  mikro  organisme  patogenik  dalam  traktus  urinarius,   dengan  atau  tanpa  gejala  ( Brunner & Suddarth, 2001 ).
         Air  kencing  yang  dihasilkan  penderita  infeksi  saluran  kemih  ada  yang  berwarna  coklat,  kemerahan,  dan  bahkan  berwarna  putih.  Selain  pada  daerah  bawah  perut  diatas  kemaluan,  rasa  sakit  juga  dapat  dirasakan  pada  daerah  pinggang  dan  punggung,  dan  juga  dapat  menimbulkan  perasaan  mual  dan  muntah (www.kesehatan/ISK2010.com).
Menurut Enday  Sukandar ( 2006 ;553 )   infeksi  saluran  kemih  dibedakan     menjadi 2  yaitu:
1.      Infeksi  saluran  kemih (ISK) atas (seperti pielonefritis akut & pielonefritis kronis )
2.       Infeksi  saluran  kemih ( ISK )  bawah.
1).  perempuan (seperti   sistitis & sindrom  uretra  akut )
2).  laki – laki ( sistitis,  prostatitis, epidimidis, uretritis )
2.3.2 Faktor – faktor  yang  mempengaruhi:
1.Usia
    Pada orang usia lanjut, frekuensi ISK memiliki proporsi hampir sama pada wanita dan laki-laki. Hal ini disebabkan karena terjadi perbesaran prostat pada pria yang lebih tua. Pembesaran prostat terjadi pada hampir semua pria yang semakin menua. Ini dapat  menekan uretra dan menyebabkan masalah buang air kecil dan kandung kemih. Kelenjar pada prostat yang membesar dapat  menghalangi uretra, sehingga menyebabkan kesulitan dalam berkemih pun meningkat. Kesulitan ini menyebabkan kurangnya terjadi pembilasan uretra yang pada gilirannya menyebabkan  kolonisasi e. coli di kandung kemih. (www.wikipedia2010.com)

2.Gender
   Wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih dikarenakan memiliki uretra yang  pendek, masuknya  kuman dalam  hubungan  seksual, dan perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Pada pria biasanya akibat batu dan penyakit prostat,adapun pada pria karena akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra ,seperti juga pada wanita. Namun demikian,  panjang uretra dan jauhnya jarak uretra dari rektum pada pria, dan adanya bakterisidal dalam cairan prostaltik, melindungi pria dari ISK. Akibat ISK pada pria jarang terjadi. sedangkan pada anak- anak karena kelainan kongenital.
3.Prevalensi  bakteriuria
   Bakteriuria mengacu pada adanya bakteri dalam urine, infeksi pada setiap bagian traktus urinarius dapat terjadi selama beberapa bulan atau bahkan tahun tanpa gejala.
2.3.3 Faktor – faktor predisposisi  yang mempengaruhi terjadinya ISK
2.3.3.1 Bendungan  Aliran  Urine  (  Agus, 2001; 370 )
        Ginjal  normal  biasanya  mempunyai  daya  tahan  terhadap  infeksi  E.coli  karena  itu  jarang  infeksi  hematogen  E.coli.  Ada  beberapa  tindakan  yang  mempengaruhi  struktur  dan  fungsi  ginjal  yang  dapat  meningkatkan  kepekaan  ginjal  sehingga mempermudah  penyebaran  hematogen.
2.3.3.2 Refluk Vesiko Ureter ( Agus, 2001; 372)
        Naiknya  bakteri  dari  kandung  kemih  ke ginjal.  Hal  ini  disebabkan  oleh  refluks  vesiko ureter  dan  menyebarnya  infeksi  dari  pelvis  ke korteks  intra renal.  Refluks  vesiko  ureter  adalah keadaan  patologis  karena  tidak  berfungsinya  valvula  vesiko ureter  sehingga  aliran  urine  naik  dari  kandung  kemih  ke ginjal.
2.3.3.3 Urine Sisa Dalam Buli – Buli ( Petter & Perry, 2005; 1687)
        Urine  yang  tersisa  dalam  kandung  kemih  menjadi  lebih  basa  sehingga  kandung  kemih  merupakan  tempat  yang  ideal   untuk  pertumbuhan  organisme.
2.3.4 Etiologi
         Biasanya  bakteri  enteric,  terutama  Escherica  coli  pada  wanita.  Gejala  bervariasi  tergantung  dari  variasi  jenis  bakteri  tersebut.  Pada  pria  dan  pasien  di  rumah  sakit, 30 – 40% disebabkan  proteus,  stafilokok,  dan  bahkan  pseudomonas.  Bila  ditemukan,  kemungkinan  besar  terdapat  kelainan  saluran  kemih.  Namun  harus  diperhitungkan  kemungkinan  kontaminasi  jika  ditemukan  lebih  dari  satu  mikroorganisme ( Mansjoer, 2001; 523).
2.3.5 Patofisiologi
        Sebagian  besar  merupakan  infeksi  asenden.  Pada  wanita,  jalur  yang  biasa  terjadi  adalah  mula – mula  kuman  dari  anal  berkoloni  di vulva,  kemudian  masuk  ke kandung  kemih  melalui  uretra  yang  pendek  secara  spontan  atau  mekanik  akibat  hubungan  seksual.  Pada  pria,  setelah  prostat  terkoloni  maka  akan  terjadi  infeksi  asenden.  Mungkin  juga  terjadi  akibat  pemasangan  alat,  seperti  kateter,  terutama  pada  usia  lanjut.
        Wanita  lebih  sering  menderita  Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) karena  uretra  yang  pendek,  masuknya  kuman  dalam  hubungan  seksual,  dan  mungkin  karena  perubahan pH  dan  flora  vulva  dalam  siklus  menstruasi.  Pada  beberapa  wanita,  frekuensi  berkemih  yang  jarang  juga  memiliki  peran.
        Seharusnya  bakteri  yang  masuk  dibersihkan  oleh  mekanisme  pertahanan  tubuh,  namun  terdapat  kelainan  anatomi  yang  sering  dijumpai  adalah  nefropati refluks,  nefropati analgesik,  batu,  dan  kehamilan.  Pada  pria  biasanya  akibat  batu  dan  penyakit  prostat,  sedangkan  pada  anak – anak  karena  kelainan  kongenital  ( Mansjoer,2001;523 ).
2.3.6 Gejala  klinis  ISK ( Agus, 2001)
         Gejala  klinis  Infeksi  Saluran  Kemih ( ISK )  tidak  khas  dan  bahkan  pada  sebagian  pasien  tanpa  gejala.  Gejala  yang  sering  ditemukan  ialah,  disuria,  polaksuria,  dan  terdesak  kencing  yang  biasanya  terjadi  bersamaan  nyeri  dan  daerah  pelvis.  Polaksuria  terjadi  akibat  kandung  kemih  tidak  dapat  menampung  urine  lebih  dari  500ml  karena  mukosa  yang  meradang  sehingga  sering  kencing.  Stranguria  yaitu  kencing  yang  susah  dan  disertai  kejang  otot  pinggang  yang  sering  ditemukan  pada  sistitis  akut.  Tenesmus  adalah  rasa  nyeri  dengan  keinginan  mengosongkan  kandung  kemih  meskipun  telah  kosong.  Nokturia  adalah  cenderung  sering  kencing  pada  malam  hari  akibat  kapasitas  kandung  kemih  menurun.  Sering  juga  kita  temukan  enuresis  noktumal sekunder  yaitu  ngompol  pada  orang  dewasa,  prostatismus  yaitu  kesulitan  memulai  kencing  dan  kurang  deras  arus  kencing.
    Gejala  klinis  ISK  sesuai  dengan  bagian  saluran  kemih  yang  terinfeksi  adalah  sebagai berikut:
1. Pada  ISK  bagian  bawah,  keluhan  pasien  biasanya  berupa  sakit  atau  rasa  panas  di uretra  sewaktu  kencing  dengan  air  kemih  sedikit – sedikit  serta  rasa  tidak  enak  di daerah  suprapubik.

2. Pada  ISK  bagian  atas  dapat  ditemukan  gejala  sakit  kepala,  malaise,  mual,  demam,  menggigil,  rasa  tidak  enak,  atau  nyeri.
        Kebiasaan  suka  menahan  kencing  juga  bisa berpotensi  menyebabkan  ISK  karena kebiasaan  ini memungkinkan  kuman  masuk  ke dalam  saluran  kencing.  Tidak kencing sebelum  melakukan  hubungan  seksual  atau  memiliki riwayat  penyakit  kencing  dapat  juga  menjadi  penyebab  ISK (http://ceri.ws.com).
        Buang air  kecil  itu  akan  membersihkan  kandung  kemih  dari  bakteri  yang  berkembang  biak  di urine,  kalau  mempunyai  kebiasaan  menahan  buang  air  kecil,  bakteri  di kandung  kemih  tersebut  akan  semakin  subur  berkembang biak,  besar  kemungkinan  akan  terjadi  infeksi  saluran  kemih.
         Urine  adalah cairan  sisa  yang  diekskresikan  ginjal.  Cairan  berupa  bahan  terlarut  sisa metabolisme  seperti  urea,  garam  terlarut,  dan  materi  organik,  ini  akan dikeluarkan  tubuh  melalui  proses  saluran   kemih.   Menahannya  keluar  akan  membuat  'sampah'  terlarut  itu  mengendap  dan  mengganggu  fungsi kandung  kemih dan  ginjal  (http://VIVAnews.com.tgl.10-11-2010



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar