SKOLIOSIS
Pernahkah kalian mendengar istilah ini? ini adalah istilah kelainan pada tulang yang mungkin jarang anda dengar istilah nya, mari kita mempelajari istilah ini satu persatu, dari beberapa sumber.
1.1
Latar Belakang
Tulang mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai penunjang
jaringan tubuh, pelindung organ tubuh, memungkinkan gerakan dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan garam mineral, namun fungsi tersebut bisa saja
hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan
Dari data di rumah sakit khusus orthopedi di surabaya bahwa angka kejadian pasien dengan diagnosa skoliosis dan melakukan tindakan operasi sebanyak 9 orang dari tahun 2010 s/d agustus 2014 dari data tersebut didapat semuanya berjenis kelamin perempuan dari usia 13-26 tahun.
Pengertian
Skoliosis sebenarnya berasal dari
bahasa yunani berarti ”skolios” ,Skoliosis merupakan sebuah
deformitas tiga dimensi dari tulang belakang dan tulang rusuk. Hal tersebut
dapat membentuk sebuah lengkungan membentuk huruf C atau arau membentuk dua
lengkungan yang menyerupai huruf S dengan ditandai dengan adanya deformitas
lateral dan adanya rotasi pada tulang belakang ( Shah SA. Scoliosis.Pediatric
Orthopaedic and Scoliosis Surgery) Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion, Rosmawati, 2007)
Tiga penyebab umum dari skoliosis
yaitu:
1.
Skoliosis
idiopatik adalah bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan infantil :0 – 3tahun, juvenile :4-9 tahun, adolescen: 10-19 tahun, adult >19tahun.
2.
Skoliosis kongenital adalah
scoliosis yang terjadi akibat kelainan bawaan,
3.
Skoliosis neuromuskuler, anak
yang menderita neuromuskuler (seperti paralisis otak,spina bifida, atau distrofi
muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas. (Nettina,Sandra M. 2001)
Sekitar
80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10
derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. (Mutaqqin, Arif. 2005)
Penyebab
terjadinya skoliosis terbagi menjadi 2 klasifikasi.
- Nonstruktural : Skoliosis tipe ini bersifat reversible (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung. Skoliosis postural :disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk,
- Struktural : Skoliosis tipe ini
bersifat irreversible dan dengan rotasi dari tulang punggung .
a. Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh skoliosis
a) infantil : 0 – 3tahun
b) Juvenil: 4- 9 tahun
c) Adolescen : 10 – 19 tahun
d) Adult : >19 tahun - Osteopatik :kongenital (didapat sejak lahir), berupa kegagalan pembentukan tulang punggung.bisa juga fraktur dislokasi dari tulang punggung.
1. Tulang
belakang melengkung secara abnormal kearah samping.
2. Bahu atau pinggul kiri dan kana tidak sama
tingginya.
3. Nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau
berdiri lama.
5. Skoliosis yang berat (curve >60°) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
Kebanyakan pada punggung bagian
atas tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah,tulang
belakang membengkok ke kiri,sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri.
Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri
Derajat
skoliosis :Derajat skoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya . klasifikasi dari derajat kurva skoliosis:
a. Skoliosis ringan : kurva
< 20°
b.
Skoliosis sedang : kurva 20° - 40°,mulai terjadi perubahan
structural vertebra dan costa.
c. Skoliosis berat : >
40°,berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri ,
penyakit sendi degenerative, dan pada sudut lebih dar i> 60 °,terjadi gangguan
fungsi kardiopulmonal.
2.1.4
Diagnosis
Diagnosis skoliosis ditegakkan dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak gambaran
radiologi. Dari pemeriksaan fisik dapat
dilakukan pemeriksaan antara lain:
1.
Berdiri tegak, untuk melihat
adanya:
1)
Asimetri bahu, leher tulang
iga, pinggul, scapula
2)
Plum line ( kesegarisan antara
leher dan pinggul)
3)
Body arm distance (jarak antar
lengan dengan badan)
2. Membungkuk untuk melihat adanya :
1)
Rotasi (perputaran tulang
punggung)
2)
Derajat pembungkukan (kifosis)
3)
Mengukur perbedaan panjang
tungkai bawah (leg length disperancy)
No
|
Jenis tindakan
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Pemeriksaan fisik
|
Skoliometer
|
Pengukuran derajat curve tulang belakang
|
2
|
Radiologi
|
Xray tulang belakang,dan Krista iliaka dengan posisi tegak
|
Menilai derajat kurva dengan metode cob dan menilai maturitas skeletal
dengan metode riser
|
3
|
Penunjang lain
|
Faalparu
EKG
Echocardiography
MRI thoracolumbal
CT scan
|
-untuk mengetahui skoliosis berat.
Bila ada riwayat & advis dokter
-MRI menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis diruang diskus.
-Pemeriksaan CT Scan bermanfaat bila dilakukan bersama-sama dengan
mielografi
|
2.1.4
Gambaran klinis
Gejala skoliosis idiopatik biasanya berjalan secara perlahan tidak disertai
nyeri sehingga sebagian besar penderita dating karena keluhan tulang belakang
tidak simetris atau karena tidak sama tinggi.pemeriksaan dari aspek posterior
yaitu mengenai pergerakan tulang belakang kemudian maturitas skeletal dinilai,disamping
itu perlu dilakukan pengukuran panjang tungkai dan penmeriksaan neurologis,
serta kelainan pada kulit seperti pigmentasi.
2.1.5
Pengobatan
Yang penting pada skoliosis adalah deteksi dini kelainan yang terjadi .
umumnya lengkungan skoliosis dapat diobati tanpa tindakan bedah dimana
penilaian diambil/ditetapkan melalui pengukuran skoliosis yang terjadi .salah
satu cara melakukan deteksi dini adalah dengan skrining skoliosis di sekolah
sekolah.
Skoliosis merupakan kelainan orthopedik yang memerlukan penanganan
khusus.
Tujuan
pengobatan :
1. Mencegah progresivitas skoliosis
ringan sampai sedang
2. Melakukan koreksi dini dan
stabilitasi pada skoliosis yang lebih berat.
Jenis pengobatan disesuaikan
dengan penyebab, onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva, dan
progresivitas skoliosis.
1.
Pengobatan konservatif (Non
operatif)
a.
Observasi
Dengan pemeriksaan yang
teratur setiap 6 bulan untuk menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat
diputuskan tindakan yang akan dilakukan.
b.
Fisioterapis
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri,
berjalan, relaksasi otot yang tegang,
latihan pernafasan serta mobilisasi pada jaringan lunak yang memendek.
c.
Orthosis (Brace).
Membantu mengurangi progresivitas kurva tetapi tidak mengurangi besarnya
deformitas. Seperti Milwaukee dan Boston.
(Ilmu bedah orthopedi.2009)
2.
Pengobatan operatif
Indikasi operasi:
a.
Operasi dilakukan apabila
terdapat sudut lebih dari 40° atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum
usia penderita mencapai dewasa.
b.
Apabila terdapat deformitas
yang memberikan gangguan.
c.
Pengobatan konservatif yang
tidak berhasil.
d.
Tujuan pengobatan adalah untuk
mengurangi deformitas rotasional dan deviasi lateral serta melakukan artrodesis
pada seluruh kurva primer. (Ilmu bedah
orthopedi.2009)
Komplikasi
1.
Kerusakan paru -paru dan jantung.
Berlaku jika tulang belakang >
60°.Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar
bernafas dan cepat lelah.
2.
Sakit tulang belakang.
Semua penderita beresiko tinggi
mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat penderita mungkin
akan memiliki keluhan sakit sendi tulang belakang yang pada umumnya terjadi pada
penderita berumur 50 tahun keatas.
Sebenarnya nama tindakan
operatif nya adalah Stabilisasi posterior dan Fusion. Menurut jurnal internasional
sebenarnya istilah tindakan operasi skoliosis adalah koreksi Skoliosis
(scoliosis correction), dan tindakan yang dikerjakan adalah stabilisasi dan
fusion. Pada tindakan pemasangan pedicle screw itu lah yang dinamakan
stabilisasi. Sedangkan definisi dari Fusion merupakan tindakan meletakkan material cangkok di antara
ruas tulang belakang untuk merangsang penyatuan ruas-ruas tulang tersebut. Tulang cangkok biasanya
diperoleh dari tulang pasien itu sendiri seperti prosesus spinosus (tonjolan tulang) dari tulang belakang ,tulang
iga atau pelvis. Tujuan
dari operasi Skoliosis sendiri adalah untuk membuat tulang belakang mencapai balance.
- Operasi dilakukan apabila terdapat sudut lebih dari 40° atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum usia penderita mencapai dewasa
- Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan.
- Pengobatan konservatif yang tidak berhasil.
Tujuan
1. Menghentikan lengkungan supaya tidak tambah parah
2. Mengkoreksi deformitas tulang belakang
3. Membuat tulang belakang mencapai balance
1. Dini :
1) Perdarahan
2) Kelumpuhan
3) Gangguan syaraf
2. Jangka panjang/ lanjut
1) infeksi
Layaknya perumpamaan ketika kita naik pesawat akan ketujuan yang akan kita tuju, kita bakal tidak tahu apa apa dimasa depan, tetapi dengan adanya do.a dan persiapan batin dan niat baik, smua bakal indah hasilnya. :)
keep your health and stay positive thinking !! :)