Jumat, 28 Agustus 2015

SKOLIOSIS

 SKOLIOSIS

   Pernahkah kalian mendengar istilah ini? ini adalah istilah kelainan pada tulang yang mungkin jarang anda dengar istilah nya, mari kita mempelajari istilah ini satu persatu, dari beberapa sumber.


1.1              Latar Belakang
Tulang mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai penunjang jaringan tubuh, pelindung organ tubuh, memungkinkan gerakan dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan garam mineral, namun fungsi tersebut bisa saja hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan
           
           Dari data di rumah sakit khusus orthopedi di surabaya bahwa angka kejadian pasien dengan diagnosa skoliosis dan melakukan tindakan operasi sebanyak  9 orang dari tahun 2010 s/d  agustus 2014 dari data tersebut didapat semuanya berjenis kelamin perempuan dari usia 13-26 tahun.



Pengertian
    Skoliosis sebenarnya berasal dari bahasa yunani berarti ”skolios” ,Skoliosis merupakan sebuah deformitas tiga dimensi dari tulang belakang dan tulang rusuk. Hal tersebut dapat membentuk sebuah lengkungan membentuk huruf C atau arau membentuk dua lengkungan yang menyerupai huruf S dengan ditandai dengan adanya deformitas lateral dan adanya rotasi pada tulang belakang ( Shah SA. Scoliosis.Pediatric Orthopaedic and Scoliosis Surgery)
    Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion, Rosmawati, 2007)


Tiga penyebab umum dari skoliosis yaitu:
1.      Skoliosis idiopatik adalah bentuk yang paling umum terjadi dan  diklasifikasikan infantil :0 – 3tahun, juvenile :4-9 tahun, adolescen: 10-19 tahun, adult >19tahun.
2.      Skoliosis kongenital adalah scoliosis yang terjadi akibat kelainan bawaan,
3.      Skoliosis neuromuskuler, anak yang menderita neuromuskuler (seperti paralisis otak,spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas. (Nettina,Sandra M. 2001)

Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. (Mutaqqin, Arif. 2005)

Penyebab terjadinya skoliosis terbagi menjadi 2 klasifikasi.
  1.  Nonstruktural : Skoliosis tipe ini bersifat reversible (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung. Skoliosis postural :disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk,
  2.  Struktural : Skoliosis tipe ini bersifat irreversible dan dengan rotasi dari tulang punggung . 
    a.       Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80%  dari seluruh skoliosis
           a)      infantil : 0 –  3tahun
           b)      Juvenil: 4- 9 tahun
           c)      Adolescen : 10 – 19 tahun
           d)   Adult : >19 tahun
  3.   Osteopatik :kongenital (didapat sejak lahir), berupa kegagalan pembentukan tulang punggung.bisa juga fraktur dislokasi dari tulang punggung. 
  Neuromuscular (pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut, cerebral palsy,polio,distrofi otot.  )

Manifestasi Klinis :


1. Tulang belakang melengkung secara abnormal kearah samping.
2. Bahu atau pinggul kiri dan kana tidak sama tingginya.
3. Nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
5. Skoliosis yang berat (curve >60°) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.

     Kebanyakan pada punggung bagian atas tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah,tulang belakang membengkok ke kiri,sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri                                                               
   Derajat skoliosis :
      Derajat skoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya . klasifikasi dari derajat kurva skoliosis:

a. Skoliosis ringan  : kurva < 20°
b.  Skoliosis sedang : kurva 20° - 40°,mulai terjadi perubahan structural vertebra dan costa.
c.   Skoliosis berat   :  > 40°,berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri , penyakit sendi degenerative, dan pada sudut lebih dar i> 60 °,terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal.

  Pada skoliosis derajat berat (lebih dari 40°), hanya dapat dilakukan dengan operasi.


2.1.4        Diagnosis
Diagnosis skoliosis ditegakkan dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak gambaran  radiologi. Dari pemeriksaan fisik dapat dilakukan pemeriksaan antara lain:
1.      Berdiri tegak, untuk melihat adanya:
1)      Asimetri bahu, leher tulang iga, pinggul, scapula
2)      Plum line ( kesegarisan antara leher dan pinggul)
3)      Body arm distance (jarak antar lengan dengan badan)
2.   Membungkuk untuk melihat adanya :
1)      Rotasi (perputaran tulang punggung)
2)      Derajat pembungkukan (kifosis)
3)      Mengukur perbedaan panjang tungkai bawah (leg length disperancy)

No
Jenis tindakan
Klasifikasi
Keterangan
1
Pemeriksaan fisik
Skoliometer
Pengukuran derajat curve tulang belakang
2
Radiologi
Xray tulang belakang,dan Krista iliaka dengan posisi tegak

Menilai derajat kurva dengan metode cob dan menilai maturitas skeletal dengan metode riser
3
Penunjang lain
Faalparu
EKG
Echocardiography
MRI thoracolumbal
CT scan
-untuk mengetahui skoliosis berat.
Bila ada riwayat & advis dokter
-MRI menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis diruang diskus.
-Pemeriksaan CT Scan bermanfaat bila dilakukan bersama-sama dengan mielografi

 
2.1.4        Gambaran klinis
  Gejala skoliosis idiopatik biasanya berjalan secara perlahan tidak disertai nyeri sehingga sebagian besar penderita dating karena keluhan tulang belakang tidak simetris atau karena tidak sama tinggi.pemeriksaan dari aspek posterior yaitu mengenai pergerakan tulang belakang kemudian maturitas skeletal dinilai,disamping itu perlu dilakukan pengukuran panjang tungkai dan penmeriksaan neurologis, serta kelainan pada kulit seperti pigmentasi.
                                              
2.1.5        Pengobatan
Yang penting pada skoliosis adalah deteksi dini kelainan yang terjadi . umumnya lengkungan skoliosis dapat diobati tanpa tindakan bedah dimana penilaian diambil/ditetapkan melalui pengukuran skoliosis yang terjadi .salah satu cara melakukan deteksi dini adalah dengan skrining skoliosis di sekolah sekolah.
     Skoliosis merupakan kelainan orthopedik yang memerlukan penanganan khusus.
Tujuan pengobatan :
           1. Mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang
           2. Melakukan koreksi dini dan stabilitasi pada skoliosis yang lebih berat.
     Jenis pengobatan disesuaikan dengan penyebab, onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva, dan progresivitas skoliosis.

1.      Pengobatan konservatif (Non operatif)
a.    Observasi
Dengan pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan dilakukan.
b.    Fisioterapis
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan,  relaksasi otot yang tegang, latihan pernafasan serta mobilisasi pada jaringan lunak yang memendek.
c.     Orthosis (Brace).
Membantu mengurangi progresivitas kurva tetapi tidak mengurangi besarnya deformitas. Seperti Milwaukee dan Boston.  (Ilmu bedah orthopedi.2009)

2.       Pengobatan operatif
Indikasi operasi:
a.       Operasi dilakukan apabila terdapat sudut lebih dari 40° atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum usia penderita mencapai dewasa.
b.      Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan.
c.       Pengobatan konservatif yang tidak berhasil.
d.      Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rotasional dan deviasi lateral serta melakukan artrodesis pada seluruh kurva primer.  (Ilmu bedah orthopedi.2009)
 
 
Komplikasi
1.      Kerusakan paru  -paru dan jantung.
Berlaku jika tulang belakang > 60°.Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan cepat lelah.

2.      Sakit tulang belakang.
Semua penderita beresiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat penderita mungkin akan memiliki keluhan sakit sendi tulang belakang yang pada umumnya terjadi pada penderita berumur 50 tahun keatas.

Tindakan Operatif pada Skoliosis

Sebenarnya nama tindakan operatif nya adalah Stabilisasi posterior dan Fusion. Menurut jurnal internasional sebenarnya istilah tindakan operasi skoliosis adalah koreksi Skoliosis (scoliosis correction), dan tindakan yang dikerjakan adalah stabilisasi dan fusion. Pada tindakan pemasangan pedicle screw itu lah yang dinamakan stabilisasi. Sedangkan definisi dari Fusion merupakan tindakan meletakkan material cangkok di antara ruas tulang belakang untuk merangsang penyatuan ruas-ruas tulang tersebut. Tulang cangkok biasanya diperoleh dari tulang pasien itu sendiri seperti prosesus spinosus (tonjolan tulang) dari tulang belakang ,tulang iga atau pelvis.  Tujuan dari operasi Skoliosis sendiri adalah untuk membuat tulang belakang mencapai  balance.

   Etiologi
  1.   Operasi dilakukan apabila terdapat sudut lebih dari 40° atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum usia penderita mencapai dewasa
  2.   Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan. 
  3.   Pengobatan konservatif yang tidak berhasil.
Tujuan      
1.   Menghentikan lengkungan supaya tidak tambah parah
2.      Mengkoreksi deformitas tulang belakang
3.      Membuat tulang belakang mencapai balance
    
      Komplikasi yang mungkin terjadi
1.      Dini :
1)      Perdarahan
2)      Kelumpuhan
3)      Gangguan syaraf
2.      Jangka panjang/ lanjut
1)      infeksi

Tetapi dengan adanya pemeriksaan penunjang, dan para dokter konsulan atas advis dari DPJP ( dokter penanggung jawab) yang selaku melakukan tindakan operatif , misalkan dokter anastesi, dokter spesialis jantung, dokter spesialis penyakit dalam komplikasi bisa dapat di handle dan diminimalisir sesuai standart pre operatif, tentunya juga berkat dari doa si pasien dengan adanya keinginan niat baik untuk sembuh dan juga doa doa dari keluarga serta kasih tuhan,tindakan  operatif bisa berjalan dengan lancar.

Layaknya perumpamaan ketika kita naik pesawat akan ketujuan yang akan kita tuju, kita bakal tidak tahu apa apa dimasa depan, tetapi dengan adanya do.a dan persiapan batin dan niat baik, smua bakal indah hasilnya. :)

keep your health and stay positive thinking !! :) 

Minggu, 17 Mei 2015

Trip to malang,east java ,indonesia
the long weekend 15-17 mei 2015


desa srigonco malang


pantai Balekambang, malang


Paralayang,batu malang





Omah Kayu, Malang


Pintu Masuk pantai kondang merak. Malang